Minggu, 31 Maret 2013

Tambora Bikin Kangen

       Penasaran dengan gunung tambora karena dulu merupakan gunung tertinggi dan letusan yang terkuat saat waktu itu, dari pensaran itu saya berangkat sendiri ke gunung tambora yang berada di NTB tepatnya di kabupaten dompu sumbawa, saya berangkat berawal dari semarang yang akan lanjut kota surabaya lama perjalanan sekitar 7-8jam sesaatnya sampe di terminal bungurasih siang hari jam 12an, kebetulan bus ke bima berangkat jam 2 mengunakan bus tiara mas dengan biaya 400rb sampe kota bima lama perjalanan 2 hari lumayan lama,hahahha lamanya perjalanan lumayan membosankan tetapi sesudah sampe sekitaran sumbawa kerenn jalanan sepi dengan pinggiran bukit2 atau pantai sepanjang perjalanan sungguh perjalanan yang gila tapi keren,hahahaha. alhamdulilah saya sampe pagi hari sekitar jam 8, ketika sudah sampe di kota bima,saya akan melanjutkan ke desa pancasila disini ada bus yang menuju desa pancasila sepanjang perjalanan menuju desa pancasila sangat disuguhi pemandangan kayak di africa soalnya terdiri dari perbukitan dan savana yang luas serta tanah yg kekuningan jadi sangat gersang disini

       Untuk mendaki Gunung Tambora sebaiknya Anda melapor kepada Kepala Desa Pancasila atau disini juga ada tempat perhimpunan pencinta alam warga setempat, K-PATA. Ditempat tersebut Anda bisa mendapat informasi sebanyak-banyaknya mengenai jalur pendakian Gunung Tambora sebelum melakukan pendakian. Jika memerlukan guide, Anda bisa menggunakan tenaga dari anggota K-PATA yang sudah cukup terlatih dan mengenal medan Gunung Tambora dengan baik.
Tempat Lapor Pendakian Gunung Tambora
karena saya udah lapor,saya pun lanjut untuk pendakian karena pos terdiri dari 5, saya merasa berat melakukan perjalanan,hahaha tapi digarap aja,hehehe
        di saat perjalanan  saat memasuki kawasan hutan dengan pepohonan yang hijau dan rapat. Pohon-pohon besar dan tinggi menjulang di kiri kanan. Terdapat galian pipa air sepanjang jalan setapak yang terlihat jelas. Galian pipa itu menuju Pos I dan kami cukup mengikutinya saja.
Tidak berapa lama berjalan, saya rasakan keringat begitu deras mengalir. Wah, baru sebentar berjalan kok sudah keringatan begini. Padahal saya tidak pakai pakaian tebal. Jalan pun pelan-pelan.
Ternyata teman yang lain juga banjir keringat dan tidak aneh kata mereka. Baru saya sadar bahwa udara di sana memang tidak begitu dingin dan langit sedang cerah-cerahnya. 
        
    Sesampe di pos 1 jam 10.40,di pos I di tandai dengan pondok yang terbuat dari kayu dan beratap terpal lusuh .disini terdapat jalan kecil di sebelah kiri jalan yang menuju sumber air, kira-kira 20 meter dari Pos I. Kami mengisi botol air kami dengan air jernih melimpah dari pipa air dan ditampung pada gentong plastik besar yang dilapisi semen. Botol minum tampak berembun, itu artinya airnya pasti dingin. saya disini berhenti untuk makan karena perut kosong
 
Pos 1


         
Sumber Air Pos 1
 
Setelah makan usai saya langsung melanjutkan ke pos 2,di sepanjang perjalanan menuju pos 2 jalur menanjak jadi sangat menguras tenaga dan panjang sepanjang perjalanan juga banyak semak-semak jadi harus hati-hati, sesampe di pos 2 jam 12.50 setibanya disini terdiri pondok yang terbuat dari kayu dan beratap seng,selama di pos 2 saya tidak mau berlama-lama dan melanjutkan ke pos 3 
  
Pos 2
      
Pos 2
  jam 01.15 saya lanjut menuju pos 3 parjalanan lama perjalanan 2 jam,jalur seperti pos 1 ke pos 2, sampe pos 3 jam 03.30,  se sampe di Pos III ditandai dengan sebuah shelter yang memanjang di punggungan dan sebuah pondok dari kayu. Dari pos ini, pendaki bisa melihat lereng gunung Tambora dengan vegetasi rumput-rumput yang cokelat dan pohon-pohon cemara di bawahnya. Tampak jelas garis batas antara kedua jenis vegetasi tersebut. dari pos III Terlihat lereng gunung tambora, saya pun camp di pos ini dan langsung mendirikan tenda serta makan-makan tapi untungnya disini ada yang camp saya jadi ada temen, ternyata temen yang camp disini berasal dari orang bima jadi dia tahu persis banget tentang gunung tambora ini,saya juga cerita-cerita dan bercengkrama sama abang dony namanya. saat saya camp disini cuaca cerah jadi semangat untuk besok kejar sunrise hahaha,karena waktu udah larut malam saya tidur dan yang ntar yaa akan dilanjutkan malam jam 1.
Pos 3
            Tidur pulas waktu menunjukan pukul 00.30 saya langsung siap-siap untuk melanjutkan ke pos 4,Dari Pos 3 dan Pos 4, jalur mendaki dan harus hati-hati karena di beberapa titik jalurnya curam. Jalur pendakian juga sempit oleh rerumputan dan tanaman perdu yang lebat di sisi kanan kiri.
Pos 4 ditandai dengan shelter di antara pohon-pohon cemara yang tinggi besar. Daun-daun cemara yang kering menumpuk tebal di tanah dan terasa empuk saat diduduki dan dipijak. Hutan perdu jelatang mengelilingi Pos 4 dan saya menghayal mungkin ada putri salju di balik hutan jelatang itu, menunggu pangeran datang yang harus menaklukan hutan berduri-duri.
     
       sampe pos 5 jam 02.10 ,Melewati Pos 4, vegetasi mulai berubah, pepohonan tinggi semakin jarang dan berganti rerumputan tinggi dan tanaman perdu. Pos 5 ditandai dengan shelter kecil dengan kerangka pondok kayu. Terdapat bekas tumpukan kayu perapian di tengah shelter. Kami beristirahat sebentar di pos ini,di jalur pos 5 ini ada sebuah makam yang merupakan makam pendiri jalur tambora

   
saya meninggalkan Pos 5. Hamparan rumput pendek telah mendominasi vegetasi sepanjang jalur pendakian. Beberapa pohon cemara menjulang hitam. Langit masih gelap dan bintang-bintang terasa sangat dekat. Angin bertiup pelan. Bintang-bintang jatuh sesekali terlihat. Dari kejauhan terlihat lampu-lampu kapal dan bagan ikan di Teluk Saleh. Bintang-bintang di langit seperti satu kesatuan dengan lampu-lampu di Teluk Saleh. Suasana begitu hening.
Kami berjalan menyusuri jalur pendakian yang meliuk-liuk mengikuti punggungan. Bukit-bukit yang kami lewati seperti tidak ada selesainya. Setelah selesai satu bukit, ada bukit lagi. Bukit-bukit Pengharapan kata para pendaki Tambora. Tapi ada plesetannya, bukit-bukit itu juga sering diberi nama Bukit Putus Asa.
Langit berangsur terang. Lamat-lamat terlihat bukit-bukit yang berderet-deret. Sudah dekat, kata Teguh. Terlihat sebuah puncak yang paling tinggi. Itulah Puncak Tambora. Tidak lama lagi.
Saya kemudian berlari, mengejar waktu agar tidak tertinggal momen matahari terbit. Tapi, puncak-puncak bukit ternyata belum selesai. Puncak yang terlihat dekat, ternyata  letaknya jauh di belakang lagi. Saya sempat pasrah, mungkin belum rejekinya lihat matahari terbit di Tambora. Tapi, beberapa berkas sinar terlihat di langit dari balik bukit. Saya kemudian berlari lagi setidaknya untuk melewati puncak bukit itu.
        Melewati bukit terakhir itu, saya bergeming takjub. Hamparan luas dan rata di depan mata. Jauh di ujung hamparan, terdapat garis gelap, pasti di sanalah kawahnya. Saya berlari lagi, melewati pohon-pohon edelweiss yang sedang berbunga. Matahari masih di balik gunung, namun sinarnya telah menerangi langit.
Mendekati bibir kawah, saya melangkah pelan-pelan. Seram, Kawan. Kawahnya begitu curam, dalam, dan berukuran masif. Matahari muncul dari balik kawah dan awan. Indah sekali. Saya sujud syukur dan hampir lupa belum sholat Subuh. Sholat Subuh kali itu begitu istimewa, di bibir kawah Tambora. Walau mungkin sudah lewat waktunya dan pikiran saya entah ke mana-mana.
Tampak juga di kejauhan, Kadafi sedang sujud. Terlihat hikmat sekali.
    
            Untuk ke titik tertinggi di Puncak Tambora, saya menyusuri hamparan pasir di bibir kawah. Beberapa struktur pasir dan batu berbentuk unik, mungkin karena bentukan angin dan air hujan. Pohon-pohon edelweis menyebar seluas hamparan. Bunga-bunganya sedang mekar, berwana putih dan menghiasi setiap ranting-rantingnya.
Dari Puncak Tambora kami bisa melihat keseluruhan kawah, Teluk Saleh, dan sebagian Laut Flores di bagian utara. Terlihat juga Pulau Satonda yang seperti tapak kaki. Dan di kejauhan, kami bisa melihat puncak Gunung Rinjani, di Pulau Lombok.
 
Puncak Tambora
Kawah Tambora
 Sekian Perjalanan saya, terimakasih kepada allah swt berkatnya saya bisa sampe di puncak tambora serta temen2 baru di sumbawa,mungkin lain kali saya bisa kesini lagi karena Tambora Bikin Kangen

Jumat, 29 Maret 2013

Menggapai Gunung Merbabu

     Merbabu, gunung yang berdampingan dengan gunung Merapi yang berketinggian 3.142 mdpl terletak di Jawa Tengah. Merbabu yang berasal dari kata Meru yang berarti gunung dan Babu yang berarti wanita,Puncak Gunung Merbabu dapat ditempuh dari Cunthel, Thekelan, ( Kopeng / Salatiga ) Wekas ( Kaponan / Magelang ) atau dari Selo ( Boyolali ). Perjalanan akan sangat menarik bila Anda berangkat dari jalur Utara ( Wekas, Cunthel, Thekelan ) turun kembali lewat jalur selatan ( Selo ).Pemandangan yang sangat indah dapat disaksikan disepanjang perjalanan tersebut. Banyak terdapat gunung disekitar gunung Merbabu, diantaranya gunung merapi,gunung unggaran,gunung telomoyo. Gunung Merbabu ini membentuk garis deretan gunung berapi ke arah utara Merapi - Merbabu - Telomoyo - Ungaran.

Kali ini saya mengantar temen untuk ngedaki merbabu, kami ambil jalur Wekas. Menuju Wekas kami dari semarang naik sepeda motor melalui Kopeng, Banyuroto, Kaponan, Wekas. Dari Kaponan kami bermotor melewati jalanan berbatu sejauh sekitar 3 Km menuju pos Pendakian Wekas.
     

Jalur Pendakian Wekas
Jalur ini sangat populer dikalangan para pendaki gunung dan Pecinta Alam, karena lebih dekat dan banyak terdapat sumber air, sehingga banyak pendaki yang suka berkemah di Pos II terutama di hari libur. Wekas merupakan desa terakhir menuju puncak yang memakan waktu kira - kira 6 - 7 jam. 


Jalur Wekas merupakan jalur pendek sehingga jarang terdapat lintasan yang datar membentang. Lintasan pos I cukup lebar dengan bebatuan yang mendasarinya. Sepanjang perjalanan akan menemui ladang penduduk khas dataran tinggi yang ditanami Bawang, Kubis, Wortel, dan Tembakau, juga dapat ditemui ternak kelinci yang kotorannya digunakan sebagai pupuk. Rute menuju pos I cukup menanjak dengan waktu tempuh 2 jam.

Pos I merupakan sebuah dataran sebagai tempat peristirahatan. Selepas pos I, perjalanan masih melewati ladang penduduk, kemudian masuk hutan pinus. Waktu tempuh menuju pos II adalah 2 jam, dengan jalur yang terus menanjak curam.
Pos 2 Tempat Camp
Pos II merupakan sebuah tempat yang terbuka dan datar, yang biasa didirikan hingga beberapa puluhan tenda. Pada hari Sabtu, Minggu dan hari libur Pos II ini banyak digunakan oleh para pendaki untuk berkemah. Sehingga pada hari - hari tersebut banyak penduduk yang berdagang makanan. Pada area ini terdapat sumber air yang di salurkan melalui pipa - pipa besar yang ditampung pada sebuah bak.

Dari Pos II terdapat jalur buntu yang menuju ke sebuah sungai yang dijadikan sumber air bagi masyarakat sekitar Wekas hingga desa - desa di sekitarnya. Jalur ini mengikuti aliran pipa air menyusuri tepian jurang yang mengarah ke aliran sungai dibawah kawah. Terdapat dua buah aliran sungai yang sangat curam yang membentuk air terjun yang bertingkat - tingkat, sehingga menjadi suatu pemandangan yang sangat luar biasa dengan latar belakang kumpulan puncak - puncak Gunung Merbabu.

Selepas pos II jalur mulai terbuka hingga bertemu dengan persimpangan jalur Kopeng yang berada di atas pos V ( Watu Tulis ), jalur Kopeng. Dari persimpangan ini menuju pos Helipad hanya memerlukan waktu tempuh 15 menit. 

Pos Helipad
Suasana dan pemandangan di sekitar Pos Helipad ini sungguh sangat luar biasa. Di sebelah kanan terbentang gunung kukusan yang di puncaknya berwarna putih seperti muntahan belerang yang telah mengering.tetapi sayang saat kami kesana terjadi badai hujan dan kabut yang tebal,kami berhati-hati untuk jalan menuju puncak karena jalur pun hanya jarak pandang 10 meter. Di depan mata terbentang kawah yang berwarna keputihan. Di sebelah kanan di dekat kawah terdapat sebuah mata air, pendaki harus dapat membedakan antara air minum dan air belerang takutnya keminum,hahaaha

Perjalanan dilanjutkan dengan melewati tanjakan yang sangat terjal serta jurang disisi kiri dan kanannya. Tanjakan ini dinamakan Jembatan Setan. Kemudian kita akan sampai di persimpangan, ke kiri menuju puncak syarif ( Gunung Prengodalem ) dan ke kanan menuju puncak Kenteng Songo ( Gunung Kenteng Songo ) yang memanjang.
Puncak Kenteng Songo Bersama Teman
 Tapi sayang sebenernya dari puncak Kenteng songo kita dapat memandang gunung merapi dengan puncaknya yang mengepulkan asap setiap saat, nampak dekat sekali. Ke arah barat tampak gunung sumbing dan gunung sindoro yang kelihatan sangat jelas dan indah, seolah - olah menantang untuk di daki. Lebih dekat lagi tampak gunung telomoyo dan gunung unggaran. Dari kejauhan ke arah timur tampak gunung lawu dengan puncaknya yang memanjang.

Rabu, 27 Maret 2013

Menuju Puncak Tertinggi Jawa "Gunung Semeru"


Gencar-gencarnya dan musimnya pendakian gunung semeru, sebenernya postingin ini udah lama tapi baru ngepost sekarang.
      
    Saya perjalanan di mulai dari kota semarang dengan menggunakan bus sampe di malang saya menghubungi temen untuk numpang nginep dan minjem motor menuju ranupane waktu itu pun saya berangkat pagi make motor ntah binggung jalannya menuju tumpang karena ngak tahu jalan akhirnya tanya-tanya sama warga ternyata lumayan jauh dari kota ke tumpang dan akhirnya sampe di ranupane. jangan lupa loh kalau mau naek gunung semeru harus meminta izin dengan syarat surat sehat jadi saya bikin dulu di deket pasar Tumpang ada puskesmas, yang biasanya dipake sama pendaki buat bikin surat sehat. Kalau malem kita bisa bikin surat sehat di UGD, tapi kalau pagi, harus nunggu puskesmasnya buka dulu, sekitar jam setengah 8an. Jangan lupa siapin fotokopi KTP buat surat sehat.
Sampe di Ranu Pane, kami lapor ke pos pendakian untuk naik, surat sehat sama fotokopi KTP jadi syarat utama buat naik, selebihnya isi-isi formulir mengenai data tim dan data logistik. Selain itu juga kami di suruh nandatanganin surat pernyataan kalau pendakian hanya boleh sampai kalimati diatas materai.
Pintu Masuk Awal Pendakian Semeru
Pendakian dimulai dari Ranu Pane menuju Ranu kumbolo jam 09.00 terdapat 4 pos dan 2 wilayah. Wilayah tersebut adalah Ledengan Dowo dan Watu Rejeng. Menuju pos 1 kami melewati jalan setapak yang jelas, ditandai dengan paving block yang terkadang tertutup dengan tanah, sedikit menanjak dan melewati lereng bukit seperti ular lumayan menguras tenaga,sesampenya di pos 4 saya sampe jam 01.10 dari pos ini sudah terlihat ranu kumbolo saya pun istirahat sejenak menikmati indahnya ranu kumbolo
             
Istirahat Sejenak Di Ranu Kumbolo
 
Indahnya Ranu Kumbolo
Setelah puas menikmati keindahan Ranu Kumbolo kami pun melanjutkan pendakian, dengan destinasi selanjutnya adalah Kalimati. Ada 4 Wilayah yang dilewatin untuk sampe ke Kalimati dari Ranu Kumbolo. yang pertama saya lewati adalah Tanjakan Cinta. Setelah melewati tanjakan cinta, akan terlihat lembah dan padang bunga yang luas ada juga padang bunga lavender juga yang berwarna ungu. Namun sayang, saat saya datang ketika musim hujan, sehingga bunga-bunga tersebut beda warnanya yang asalnya ungu menjadi cokelat karena terkena hujan. Wilayah ini mempunyai nama Oro-Oro Ombo.   
Oro-Oro Ombo
Diujung oro-oro ombo terdapat hutan cemara tempat ini disebut cemoro kandang disini kita lalui kiri kanan hutan lumayan asri,di wilayah ini terdapat sumber air yang bernama Sumber Mani berada di sebelah barat. Untuk menuju sumber air ini medan yang ditempuh cukup berbahaya apalagi bila kita mengambil air pada malam hari. Melewati tebing-tebing tinggi sekitar 3-4 meter bahkan ada yang sampai 5-7 meter di samping kiri-kanan dengan medan yang curam, celah sempit, jalan setapak yang kiri kanannya jurang kecil, batu-batu dari yang kecil sampai yang besar, apabila baru pertama kali kurang lebih 15-20 menit untuk ke sumber air.saya pun sampe kalimati jam 03.40 sore saya pun camp di kali mati yang ntar malamnya akan di lanjutkan muncak jam 12 malam.   
Kalimati
waktu tidak terasa sudah malam saya bergegas untuk muncak, saya berangkat jam 12.00 malam yang berawal masuk hutan yang lumayan lebat dengan akar saya pun sampe di arcopodo, setelah melewati hutan saya sampe di batas vegetasi dari sini jalur pendakian pasir dan batu lumayan menguras tenaga tidak terasa berjalan keatas alhamdulilah ya allah sampe puncak tertinggi di jawa.
In Memoriam SOE HOK GIE
 
Puncak Semeru
Terimakasih kepada allah swt atas pendakian semeru ini atas berkatnya saya bisa sampe puncak serta temen-temen yang ketemu di jalan,semoga bisa bertemu lagi di perjalanan lain.

                                                                            

Senin, 25 Maret 2013

Hidup Saya Bagaikan Pohon

        Hari demi hari dilewati, senja pagi di kosan terasa hangat dengan kehadiran matahari serta ranting-rating dan daun yang beguguran terasa hidup seperti pohon ini kosong tiadak daun dan hanya beberapa daun yang masih tersisa ibaratkan saya tidak ada apa-apanya dan terasa sederhana,Ranting yang bercabang dan ukuran besar kecil bagaikan banyak ide pikiran tapi ntah mau dibawa ke cabang yang mana karena banyak jalan hidup liahtlah ukuran akar yang semulanya besar ketika dijung akar akar akan kecil menunjukan bahwa saya bisa menyelesaikan masalah besar hingga kecil,ketika bangkit pohon ini memerlukan air yang ntarnya bakal tumbuh besar tinggi serta berdaun bisa juga berbuah lebat lagi, saya pun terinspirasi bahwa air ibaratkan ilmu,akar ibaratkan jalan hidup dan pohon tinggi ibaratkan pencapaian tertinggi, daun yang lebat dan buah merupakan hasil pencapaian.
     
kutipan foto ini yang saya ambil : - semangat pantang menyerah
                                               - gali terus ilmu yang saya dapat
                                               - harus punya pendirian.




Kamis, 21 Maret 2013

Gunung Merapi Disaat Sengang Waktu

Disaat senggang kuliah saya pun meniatkan naik gunung bersama temen kampus, saya pun menentukan mau ke gunung mana? dan saya memilih gunung merapi karena pilih yang dekat-dekat saja,jangan yang jauh-jauh wkwkwkwk. kami start dari semarang jam 8 sesampai di basecamp selo tiba jam 12,kami seteleh di basecamp istirahat sejenak dulu dan pendakian di mulai 00.30 bersama temen 3 orang.
              pendakian di mulai yang akan di tuju pasar bubrah kami akan nge camp disana, pendakian dari basecamp selo lumayan menanjak terus dan angin terasa kencang saat kami naik sehingga membuat capek, sesampainya di pasar bubrah jam 02.40 kami pun menggelar tenda dan masak karena sesampai di tempat camp kami pun kelelahan dan angin semakin keceng membuat kita tidur hingga pagi-pagi sehingga moment untuk sunrise tidak dapat,untungnya saat bangun pagi cuaca sangat cerah ini memang keberuntungan kita untuk mengejar puncak.
Gunung Merapi Dilihat Dari Tempat Camp 
Pemandangan Dari Pasar Bubrah
 karena cuaca yang cerah kami pun bergegas untuk ke puncak yang mulai dari jam 8 dengan jalur berbatu sehingga harus hati-hati  dan itu sangat capek karena medan berbatu saat melangkah kaki suka terperosot lagi hingga ke bawah dan itu berat,wkwkwkkwwk
Jalur Menuju Puncak
Puncak Garuda Merapi
Puncak Garuda Merapi
Sekian perjalanan saya semoga ini bermanfaat bagi temen-temen dan terimakasih kepada allah swt serta temen-temen saya berkat dia saya bisa sampe puncak.